Tuesday, July 21, 2020

Classical Karaoke Lokasi Dugem Paling ’Aman’ Di Medan

Viral Di Medan, Salah satu Komunitas Taksi Online diduga ingin ...

Medan, Tribunnews NKRIMenjamurnya lokasi hiburan malam di Medan otomatis membuat persaingan makin tajam. Untuk lebih menarik minat para tamu, pebisnis melakukan berbagai cara. Trik yang masih ampuh saat ini adalah dengan menyediakan gadis-gadis cantik untuk menemani tamu.

Tak sebatas menemani menyanyi, tapi juga berkencan atau mengarah pada perdagangan cinta. Entah karena sengitnya persaingan atau akibat tingginya permintaan tamu, tempat hiburan itu tak hanya dipadati ‘kupu-kupu’ lokal tapi juga wanita-wanita molek impor.
Classical Karaoke di Capital Building, Jalan Putri Hijau Baru, Kelurahan Silalas, Kecamatan Medan Barat adalah satu dari beberapa tempat hiburan malam yang sudah lama menyediakan PSK impor ini. Meski keberadaan ‘bunga-bunga’ asing itu bukan rahasia umum lagi, tapi Poldasu, Polresta Medan maupun Polsek setempat seolah tutup mata.
Entah sudah dapat upeti, atau ada kesepakatan lain, hanya mereka yang tahu. Namun yang pasti, saat melakukan penggerebekan Kamis lalu, tim Mabes Polri mengamankan 9 PSK yang berasal dari Tiongkok dan Singapura dari Mess Capital Building. Selain itu, petugas juga turut menangkap 20 PSK lokal.
“Classical inilah lokasi dugem (dunia gemerlap) paling ‘aman’ di Medan. Ia tak pernah tersentuh hukum. Mau ngapain aja bebas di dalam. Mana pernah dirazia itu! BNN pun tak pernah masuk ke sana, apalagi polisi. Semua sudah ‘diamankan’ mereka. Kalau Mabes Polri tak turun, mungkin tak dirazia-razia itu,” kata salah seorang penikmat dunia malam.
Pihak Polda Sumut yang dikonfirmasi pun terkesan lepas tangan dan pasrah. “Kita hanya penyedia tempat. Mabes Polri memegang penuh penegakkan hukum (Gakkum) pada 29 wanita yang diamankan itu. Kita tidak ada ikut campur,” kata Kabid Humas Poldasu, Kombes Helfi Assegaf.
Lanjutnya, jika pun para PSK yang diamankan itu diperiksa di Poldasu, yang memeriksa adalah orang Mabes Polri. “Jadi, sudah ada tugas masing-masing dan kita juga tidak mungkin mencampuri pekerjaan mereka. Kalau masalah mereka (Mabes) yang melakukan penggerebekannya, sah-sah saja mereka juga kan polisi. Takutnya kita salah memberikan keterangan,” dalihnya.
Sementara, Kepala Seksi Pengawasan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan, Guntur yang ditemui kru koran ini mengaku baru membentuk Tim Pemantau Orang Asing (Timpora) untuk memantau keberadaan WNA di Medan. “Inilah saya diberi tugas untuk memantau dan mencari keberadaan WNA illegal di Medan, untuk timnya itu Timpora. Yang dibawah pimpinan Kanim,” katanya, Jumat (7/8) siang.
Lanjutnya, untuk membantu pencarian ini, Imigrasi Medan akan bekerja sama dengan instansi terkait seperti Pemprovsu, Pemko, Polri dan TNI. “Ini kan tidak mudah untuk memantaunya, makanya kita meminta bantuan atau kerja sama dengan instansi terkait untuk mempermudah pencariannya,” ujarnya. Namun dirinya enggan memberitahukan dimana saja tempat-tempat yang akan menjadi target lokasi dari WNA ini. “Untuk lokasi atau titik-titiknya itu, kita rahasialah, soalnya takutnya bocor. Nanti pasti taulah,” ungkapnya.
Sebelumnya mengenai beberapa kali ditemukannya WNA ilegal yang tinggal di Sumatera Utara khususnya di Medan, yang tidak terdeteksi oleh pihak imigrasi. Dirinya berdalih kebanyakan dari WNA tersebut datang ke Medan melalui kota lain, hingga menyulitkan pendataan.”Kebanyakan datangnya melalui bandara luar kota, jadi disanalah pendataan ijin tinggalnya. Kalau sudah kemari kita tidak tahu dimana keberadaannya. Karena WNA ini tidak ada melakukan perpanjangan sehingga kita tidak mengetahui,” ujarnya. Agen Poker Online
Saat ditanyai pengawasan yang dilakukan selanjutnya agar WNA yang berada di Medan tidak menyalahgunaan pasportnya, dirinya mengatakan kalau akan bekerja sama dengan pihak terkait. “Kita akan bekerja sama dengan Pemrovsu, maksudnya untuk pendataan dari penduduknya. Sehingga jika ada pembuatan-pembuatan KTP untuk WNA ilegal ini bisa dapat segera diketahui untuk meminimalisirnya,” terangnya.
Dirinya juga mengaku kalau mengalami kendala dalam pengawasan WNA di Medan, dikarenakan susah dalam membedakan mana yang merupakan WNA dan mana yang merupakan etnis Tionghoa. “Kita harapkan peran aktif masyarakat lah, kalau ada kegiatan-kegiatan mencurigakan dari WNA ini bisa langsung melaporkannya. Soalnya kalau sepintas, kita tidak bisa bedakan mana keturunan mana yang WNA, jadi peran masyarakat disini sangat kami butuhkan untuk laporan-laporannya,” harapnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Medan, Hasan Basri yang dikonfirmasi juga mengaku belum mengetahui kasus ini. “Saya belum tahu itu. Soalnya, saya baru menjabat beberapa hari menggantikan Busral Manan yang memasuki masa pensiun,” tuturnya. JagoDomino
Meski begitu, Hasan mengaku tidak akan membiarkan lokasi hiburan malam menyalahi aturan yang sudah ditentukan.
“Kalau masalah ada disediakan cewek di tempat hiburan malam, kita perlu cek ricek terlebih dahulu. Sebab, siapa saja boleh masuk dan kita tidak bisa memeriksa dari warga negara mana dia,” ujarnya. Menurut Hasan lagi, kalau memang ada terjadi trafficking dalam tempat hiburan malam, pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa. Karena, masalah itu masuk ke ranah polisi. “Kita sebatas urusan izin saja. Kalau ditemukan kasus trafficking, itu urusan polisi. Karena, mereka yang menangani masalah tersebut,” dalihnya.

No comments:

Post a Comment