Tuesday, July 14, 2020

Mombongkar Skenario Rini - Ical Dalam Kejatuhan Jiwasraya

Mombongkar Skenario Rini - Ical Dalam Kejatuhan Jiwasraya

Tribunnews NKRI 

Teka teki hubungan Rini Soemarno dan Abu Rizal Bakrie alias Ical dalam skandal Jiwasraya mulai terkuak. Nyatanya sebelum diangkat jadi menteri BUMN, Rini adalah Komisaris Bakrie Telecom. Sesaat sebelum tak dipakai Jokowi di periode kedua, ia telah mengatur siasat busuk untuk menyelamatkan Bakrie sekaligus menghancurkan Jiwasraya. Bagaimana caranya?

Jalan satu-satunya menutup keterlibatan Bakrie adalah menjadikan Jiwasraya sebagai Century kedua. Dengan begitu ujung-ujungnya negara yang membailout semua kerugian di Jiwasraya. Inilah makanya Rini menempatkan Hexana dan juga membuat laporan kerugian Jiwasraya selang 3 hari sebelum pelantikan Jokowi.

Fakta baru di persidangan membuktikan bahwa penghentian produk JS saving plan yang dilakukan Hexana sebagai dalang kejatuhan Jiwasraya. Apalagi setelahnya Hexana mengumumkan gagal bayar yang membuat kepercayaan nasabah dan investor terhadap Jiwasrya rontok seketika.

Padahal saat itu tanggungan Jiwasraya hanya 802 Milyar dan deposito Jiwasraya sendiri mencapai 1,9 triliun. Kalau mau mengumumkan gagal bayar, harusnya dilakukan sebelum 2008 saat Jiwasraya punya utang 6,7 triliun akibat dirampok Bakrie. Skema JS saving plan yang harusnya dilanjutkan dengan penurunan bunga malah dihentikan seketika oleh Hexana.

Hal ini terungkap dalam persidangan. Seperti dilansir

Tribunnews NKRI 

, terdakwa Komisaris Utama PT Trada Alam Minera Tbk, Heru Hidayat mengungkapkan dugaan skandal gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya disinyalir terjadi karena penghentian produk Jiwasraya Saving Plan (JSP).

Heru Hidayat melalui Aldres Napitupulu selaku penasihat hukum mengatakan produk JSP tersebut merupakan bentuk skema restrukturisasi 17 tahunan yakni dari 2009 hingga 2026.

Menurut dia, JSP sebagai cadangan supaya perusahaan tetap hidup dengan cara pelan-pelan mengurangi beban demi tertutupnya lubang insolvency Rp 6,7 Triliun yang diderita sejak tahun 2008.

Dampak penghentian produk itu, kata Aldres, menimbulkan risiko yang ditanggung Jiwasraya.

Dia menjelaskan Direksi Jiwasraya periode 2008-2018 merancang produk ini sebagai alternatif restrukturisasi setelah skema PMN dan Zerro Coupon Bond ditolak negara.

Langkah merancang produk itu dilakukan secara terpaksa, namun dibuat sedemikian rupa supaya semakin tahun bunga diturunkan agar perusahaan semakin ringan beban.

Dia mengakui bunga JSP itu semakin tahun makin turun.

“Berdasarkan skema ini, perusahaan diyakini sudah berjalan smooth secara sehat pada 2026. Saat itulah JSP ini akan dihapus,” ujar Aldres.

Namun, pada saat terjadi pergantian direksi, kata dia, skema restrukturisasi yang pada tahun 2018 sudah menawarkan bunga turun pada angka 6,5%, sudah sama kayak bunga deposito, malah dihentikan.

Dari fakta persidangan di atas, seharusnya Hexana yang dijadikan terdakwa, termasuk Rini dan Ical yang lebih dahulu "mengkondisikan" agar Jiwasraya hancur. Betapa bodohnya Hexana yang pernah bekerja 18 tahun di BRI dan setengah tahun di Jiwasraya sebagai Direktur investasi dan teknologi, jika tak mengetahui skema penyelamatan lewat JS saving plan.

Apalagi kemudian menguat dugaan BPK ikut campur tangan menutup keterlibatan Bakrie dengan hanya mengaudit kerugian Jiwasraya era 2016-2019. Era sebelumnya yang ada saham Bakrie di sana, sengaja diskip begitu saja. Belakangan diketahui ketua BPK berasal dari bendera partai yang sama dengan Bakrie. Bahkan ayahnya sendiri merupakan loyalis partai lama tersebut.

Bagaimana dengan kejaksaan? Harusnya mereka memeriksa Rini dan Bakrie kalau tak mau dituduh ikut kongkalingkong. Kritikan keras DPR yang dilancarkan beberapa wakti silam untuk memeriksa Bakrie dan kalau perlu Dato Sri Tahrir, tak bisa diabaikan. Kejaksaan harus menunjukkan bukti profesionalismenya, buka gimmick semata dan berujung mintai bailout negara.

Sekarang terungkap sudah bagaimana liciknya Bakrie dan Rini Soemarno dalam mengkadali keuangan negara. Sudah nunggak di Lapindo, kini ikutan membobol Jiwasraya dan masih melenggang bebas. Sudah saatnya periode kedua Jokowi membersihkan koruptor kelas kakap seperti Bakrie.

Impian Indonesia menjadi negara maju akan terwujud kalau negara ini sehat dari penjarahan. Baik dijarah asing lewat kekayaan alam maupun dijarah bangsa sendiri seperti kasus Bakrie. Jangan sampai kasus Jiwasraya yang menyeret Bakrie dibiarkan menguap dan kepahitan Century terulang kembali. Ujung-ujungnya negara dan nasabah yang paling rugi karena kelakuan satu orang yang kongkalingkong dengan banyak pihak.

No comments:

Post a Comment